Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M Tonny Harjono mengumumkan bahwa tidak akan ada lagi blind spot di Selat Makassar berkat pemasangan radar baru. Pernyataan ini disampaikan dalam acara pembangunan satuan radar (SATRAD) di Desa Bontoparang, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, pada 10 Januari 2025. Pemasangan radar ini merupakan langkah penting dalam memperkuat sistem pertahanan udara nasional Indonesia.
Latar Belakang Pemasangan Radar
Pemasangan radar baru ini merupakan bagian dari upaya modernisasi sistem pertahanan udara Indonesia. Selat Makassar, yang merupakan jalur strategis bagi penerbangan dan pelayaran, sebelumnya memiliki beberapa area yang tidak terpantau dengan baik, yang dikenal sebagai blind spot. Dengan adanya radar baru, pengawasan udara di Selat Makassar akan semakin optimal, sehingga semua pesawat yang melintas dapat terdeteksi dengan baik. “Kehadiran radar ini akan menghilangkan blind spot dalam pengawasan udara sekaligus memperkuat integrasi sistem pertahanan udara nasional,” ujar KSAU Tonny Harjono.
Radar yang dipasang di Takalar ini memiliki jangkauan deteksi hingga 515 kilometer, yang akan mencakup jalur ALKI II di Selat Makassar. Dengan demikian, radar ini diharapkan dapat memberikan informasi yang akurat dan real-time mengenai aktivitas penerbangan di wilayah tersebut. “Dengan radar ini, kami dapat memantau semua aktivitas penerbangan, termasuk pesawat sipil dan militer, sehingga keamanan wilayah udara kita dapat terjaga dengan lebih baik,” tambahnya.
Proyek Modernisasi Pertahanan
Proyek pemasangan radar ini merupakan bagian dari rencana pemerintah untuk memperkuat sistem pertahanan udara Indonesia secara keseluruhan. KSAU menjelaskan bahwa Angkatan Udara akan dilengkapi dengan total 25 radar baru yang akan dipasang di 13 lokasi strategis di seluruh Indonesia. “Radar yang akan ditempatkan di Takalar adalah buatan Prancis, dan ini adalah langkah penting dalam memodernisasi sistem pertahanan kita,” ungkapnya.
Pembangunan SATRAD di Takalar menggunakan lahan seluas 9 hektare, yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti perkantoran dan perumahan bagi personel. KSAU menegaskan bahwa proyek ini tidak hanya akan meningkatkan kemampuan deteksi, tetapi juga akan memberikan dukungan bagi pengawasan wilayah udara Indonesia secara keseluruhan. “Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap sudut wilayah udara Indonesia dapat terpantau dengan baik,” tegasnya.
Harapan untuk Keamanan Udara
Dengan adanya radar baru ini, KSAU berharap dapat meningkatkan keamanan dan keselamatan penerbangan di Indonesia. “Kami ingin memastikan bahwa setiap pesawat yang melintas di wilayah udara kita dapat terpantau dengan baik, sehingga potensi ancaman dapat diminimalisir,” ungkap Tonny. Pemasangan radar ini juga sejalan dengan rencana pemerintah untuk menjangkau Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan, yang diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan baru di Indonesia.
KSAU menambahkan bahwa dengan sistem pertahanan udara yang lebih baik, diharapkan IKN dapat berkembang dengan aman dan terjamin. “Keamanan udara yang baik adalah salah satu syarat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur di IKN,” jelasnya.
Pemasangan radar baru di Selat Makassar merupakan langkah signifikan dalam memperkuat sistem pertahanan udara Indonesia. Dengan menghilangkan blind spot, KSAU berharap pengawasan udara dapat dilakukan secara lebih efektif, meningkatkan keamanan penerbangan, dan mendukung pengembangan IKN. Proyek ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam menjaga kedaulatan dan keselamatan wilayah udara Indonesia.
Dengan adanya radar baru ini, diharapkan Indonesia dapat lebih siap menghadapi tantangan di bidang pertahanan udara dan memberikan rasa aman bagi masyarakat. Pemasangan radar ini juga menjadi simbol kemajuan teknologi dalam sistem pertahanan yang diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi keamanan nasional.